Oleh: Ulil Mustofa Eks Ketua Umum HMI dan Sekjend Himpunan Mahasiswa Banyuasin
Tokoh Muda: HARGANAS 30 Banyuasin Jangan Ceremony Harus Start progres Signifikan Nyata
Sebagai Tuan Rumah Harganas ke 30 Kabupaten Banyuasin Luas 11.875 km2 di mana terdapat beberapa suku yang menetap di kabupaten ini, antara lain Jawa, Madura, Bugis, Bali dan Penduduk asli Melayu Banyuasin (Melayu Pesisir).
Sebagai wilayah yang memiliki kemajemukan dan hegemoni penduduk merupakan gambaran miniatur dari bangsa Ini dengan Mengusung Tema " Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju"
Ulil Mustofa sebagai Salah satu Aktivis dan Tokoh Muda di Banyuasin menyampaika masukan terkait Harganas jangan Hanya ajang Ceremonyal Belaka namun harus sebagai langkah yang terus berprogres Sustainable Signifikan terhadap Keluarga Bebas Stunting perlu Grand Desain gagasan pemikiran yang harus aplikatif dan ditularkan program setiap level tersusun di sub-sub keluarga sampai keplosok desa hingga sampai untuk Indonesia Maju.
Ulil yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum HMI dan Sekjend Himpunan Mahasiswa Banyuasin mengatakan upaya memasyarakatkan Harganas perlu lebih dioptimalkan agent-agent dan keterlibatan kekompakan seluruh elemen masyarakat pun sangat mempengaruhi dalam sebuah lingkungan yang sehat.
Harganas juga kerap diidentikkan dengan program Keluarga Berencana (KB). Padahal, lebih dari itu, Harganas harus dijadikan momentum untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dalam keluarga.
Peringatan Harganas menjadi upaya untuk mengingatkan dan merekatkan seluruh masyarakat Indonesia dalam bingkisan Bhineka tunggal Ika diingatkan mengenai pentingnya peran sebuah keluarga. Keluarga dinilai memiliki peranan dalam upaya memantapkan ketahanan nasional. Dari keluarga-lah, kekuatan dalam pembangunan bangsa akan muncul.
Selain itu, Harganas juga ditujukan untuk menghidupkan kembali fungsi-fungsi yang ada dalam keluarga. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 menjelaskan bahwa ada delapan:
1. Fungsi Agama
Agama adalah kebutuhan dasar setiap orang untuk menjalani kehidupan bermasyarakat. Itulah sebabnya, keluarga seharusnya menjadi tempat pertama ditanamkannya nilai-nilai agama. Bagi anak yang baru lahir, agama dalam keluarga biasanya langsung menjadi identitas seorang anak. Apabila anak ingin menganut ajaran agama lainnya, tentu itu kondisi yang wajar. Kewajiban Mama dan Papa sebagai orangtua hanya mengajakan setiap anggota keluarga untuk melaksanakan ibadah dengan keyakinan penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai agama akan mengajarkan anggota keluarga untuk memahami pentingnya toleransi dalam beragama.
2. Fungsi sosial budaya
Nilai sosial budaya sangat perlu ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Nilai-nilai sosial budaya akan menjadi bekal untuk berinteraksi, beradaptasi, hingga bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat. Nilai sosial budaya mencakup bagaimana seorang anak bersikap dan berperilaku agar mudah beradaptasi dengan perubahan. Nilai sosial budaya akan menjadi benteng sekaligus parameter sebuah keluarga terhadap perbedaan nilai budaya keluarga lain.
3. Fungsi cinta kasih
Keluarga harus menciptakan suasana cinta dan kasih sayang dengan memberikan perhatian antar anggota keluarga. Cinta dan kasih sayang harus dipupuk sejak dini untuk melahirkan ikatan batin yang kuat. Nilai-nilai kasih sayang akan membuat anggota keluarga saling membantu dan mendorong anggota keluarga lainnya saat sedang mengalami kesulitan untuk keluar dari konflik tersebut. Nilai cinta dan kasih sayang juga landasan yang kokoh bagi setiap individu untuk mengatasi masalah tanpa memicu konflik baru.
4. Fungsi perlindungan
Keluarga menjadi “tempat pulang” jika mengalami masalah. Artinya, keluarga dapat memberikan perlindungan dan tempat bernaung bagi seorang individu yang sedang memiliki masalah. Itulah sebabnya, keluarga seharusnya mengajarkan arti saling melindungi dan mengoptimalkan potensi setiap individu. Sehingga setiap anggota merasa memiliki “rumah” untuk berlindung dari tindakan-tindakan yang kurang menyenangkan di lingkungan masyarakat.
Tentunya untuk membreak down Bagi setiap orang, dimulai dari tahapan ingin membina. Keluarga yaitu menikah ,kerap diasosiasikan dengan memiliki keturunan semata ternyata lebih dari itu untuk membangun peradaban Bangsa. menikah adalah terjalinnya sebuah hubungan antar dua individu, sehingga kehadiran anak memang menjadi keputusan bersama dua individu tersebut dalam keluarga.
5. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi tidak hanya diartikan sebagai hubungan seksual untuk menghadirkan anak atau memuaskan nafsu semata. Fungsi reproduksi juga mencakup pendidikan seksual pada anak hingga seksualitas yang sehat dan berkualitas. Hal ini bertujuan mencegah seks tidak sehat yang membahayakan kesehatan anak atau anggota keluarga. Seks tidak sehat justru memicu penyakit seks menular dan kehamilan di luar nikah.
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
Fungsi sosialisasi dan pendidikan memiliki makna keluarga merupakan tempat pertama seorang anak belajar tentang nilai-nilai kehidupan. Seorang individu harus belajar mengembangkan proses interaksi, sosialisasi, dan norma-norma kehidupan dari keluarga. Fungsi sosialisasi dan pendidikan akan menjadi bekal untuk menjalani kehidupan di masa depan. Fungsi pendidikan juga mengajarkan seorang anak cara berinteraksi dengan teman di sekolah.
7. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi memiliki peranan penting untuk menjaga ketahanan keluarga. Lingkungan keluarga sebaiknya menjadi tempat membina dan mengatur keuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Setiap individu juga mendapat kebutuhan hidup yang layak di keluarga misalnya makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan materi lainnya. Dengan cara itu, setiap individu dapat memiliki ilmu cara mengatur keuangan untuk mempertahankan hidup.
8. Fungsi pembinaan lingkungan
Sebuah keluarga harus memiliki fungsi pembinaan lingkungan. Artinya, setiap individu diajarkan cara berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar, baik lingkungan fisik atau sosial. Interaksi diperlukan agar setiap anak atau anggota keluarga bisa peduli terhadap sesama maupun kelestarian alam.
Tak hanya Indonesia, beberapa negara lain juga memiliki peringatan serupa. Amerika Serikat mengenalnya dengan istilah Family Day, yang diperingati pertama kali pada Agustus 1978. Afrika Selatan juga tercatat memiliki Hari Keluarga sejak 1995.
Sementara warga Australia juga kerap merayakan Hari Keluarga pada setiap hari Selasa pekan pertama bulan November. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah menetapkan 15 Mei sebagai Hari Keluarga Internasional pada 1994. Meski dirayakan secara berbeda, namun pada dasarnya Hari Keluarga dimaknai sebagai momen berkumpulnya anggota keluarga untuk saling mendekatkan diri satu sama lain.
Momentum Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXX digunakan sebagai ajang sosialisasi dan optimalisasi fungsi keluarga. Yaitu agama, sosial, cinta kasih melindungi reproduksi, pendidikan, ekonomi. Dan diharapkan semua pihak akan memberikan edukasi pentingnya KB di lingkungan keluarga dan masyarakat di Kabupaten Banyuasin.
Esensi dari peringatan Harganas tahun 2023 Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju . Yakni keluarga yang melakukan perencanaan kehidupan berkeluarga dengan baik dan menerapkan asah, asih, dan asuh sebagai cerminan 8 (delapan) fungsi keluarga.
Oleh karena itu, memaknai Harganas 2023 tidak terlepas dari upaya menggugah kesadaran dan kepedulian masyarakat maupun seluruh keluarga di Indonesia untuk berupaya memperbaiki kualitas diri, melalui optimalisasi 8 fungsi keluarga serta perencanaan kehidupan berkeluarga secara berkelanjutan.
Dalam rangka mempercepat mrwujudkan Indonesia maju dan Banyuasin akan terkenang dalam Proses Peradaban Bangsa Madani Gemahripah loh jinawi baldatun Thoyyibatun wa robbun Gofur.
Post: Www.ReformasiRI.com , ReformasiRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar