Wartawan Harus Lebih Cerdas Dari Teknologi AI: Kecerdasan Manusia Tetap Esensial Dalam Jurnalisme

Foto Desain  Materi Pembelajaran:  -AI dan Jurnalisme (Anas Syahirul A SSos M IKom) -Videografi dan  Penggunaan Aplikasi AI dalam Produksi Berita (Merdi Sofansyah (Media Development TvOne AI)). Dalam Agenda Sekolah Jurnalisme Indonesia di STISIPOL Candradimuka Palembang 6-10/08/2024./Hardaya.


Wartawan Dituntut Lebih Pintar dari Teknologi AI: Kecerdasan Manusia Tetap Vital dalam Jurnalisme


Wartawan harus menyadari kecerdasan manusia tetap menjadi hal yang paling penting untuk membedakan mereka dari kecerdasa mesin. Dalam era digital saat ini, kemajuan teknologi semakin pesat, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi topik hangat di berbagai elemen, termasuk wartawan/jurnalisme. Kapasitas dan kemampuan AI untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data sangat hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai masa depan profesi wartawan. Namun, meskipun AI semakin canggih, masih ada aspek-aspek lain dalam jurnalisme yang tidak dapat digantikan oleh teknologi AI saat ini. 


Pemahaman Konteks dan Kompleksitas

Dalam pemahaman ini, seperti menyusun artikel konflik sosial, wartawan atau seorang jurnalisme harus mempertimbangkan berbagai sudut pandang, dibalik itu pasti ada sejarah yang mendasarinya, seperti dampak emosional terhadap masyarakat, perlu diketahui kelemahan teknologi AI hanya mengandalkan data yang telah ada (data mentah).  Sebagai Keunggulannya teknologi AI mampu mengolah data dalam jumlah besar seperti merancang pola tertentu, akan tetapi mengenai pemahaman dalam konteks budaya, sosial, dan politik dimana kecerdasan manusialah yang paling unggul. Wartawan tidak hanya melaporkan fakta, tetapi juga memahami banyak aspek misalnya, latar belakang, sejarah, dan implikasi dari peristiwa tersebut dan lainnya. 


Etika dan Penilaian Moral

Seorang Wartawan harus menggunakan kecerdasan untuk menilai suatu risiko dan manfaat dari berita-berita  yang dilaporkannya, seperti mempertimbangkan dampak terhadap individu dan masyarakat. tantangan terbesar dalam jurnalisme adalah membuat keputusan etis, apakah suatu informasi harus dipublikasi atau tidak. Secara teknologi, AI mungkin dapat mengidentifikasi informasi-informasi sensitif, tetapi AI tidak dapat membuat penilaian moral tentang dampak sosial atau person dari penyebaran informasi. 


Interaksi Manusia dan Empati

Rasa empati wartawan berinteraksi dengan narasumber yang mengalami traumatis atau dalam situasi rentan adalah sesuatu yang melampaui kemampuan algoritmais . AI mungkin mampu menghasilkan teks yang menyerupai tulisan manusia, tetapi kelemahannya untuk berinteraksi secara mendalam dengan manusia. Dalam wawancara dan observasi langsung memerlukan kemampuan interpersonal yang hanya dimiliki oleh wartawan manusia. Seperti Kemampuan memahami perasaan, reaksi, dan motivasi narasumber adalah aspek penting dalam jurnalisme yang tidak dapat dipraktikkan oleh tegnologi AI.


Kreativitas dan Narasi

AI dapat menulis sebuah berita, tetapi hanya manusialah yang dapat menyampaikan cerita dengan sentuhan sentuhan hati karena Wartawan adalah pencerita. Meskipun AI dapat membantu merancang informasi secara relepan, kreatif dalam menuliskan narasi yang menarik dapat memengaruhi pembaca tetap menjadi domain eksklusif-nya adalah manusia. Wartawan memiliki kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat, menyusun cerita dengan alur yang menarik, dan dapat menekankan aspek-aspek yang memberikan dampak emosional kepada pembacanya.


Investigasi Mendalam

Pada proses ini sangat memerlukan kreativitas dan ketekunan yang tidak dapat digantikan oleh AI. Wartawan berpengalaman tahu kapan harus menyelidikan yang lebih mendalam dan kapan harus skeptis terhadap informasi yang tampak benar di permukaan. Salah satu fungsi paling penting dari jurnalisme adalah mengungkap fakta yang tersembunyi. Karena Investigasi mendalam akan melibatkan penelusuran yang rumit, harusnya menganalisis data, wawancara dengan banyak sumber dan kadang-kadang melakukan penyamaran atau untuk mendapatkan fakta.

Kesimpulan

Dalam kemajuan tegnologi ini, wartawan harus banyak memperdalam pengetahuan, mempertajam keterampilan, dan berinovasi dalam cara  melaporkan berita-berita. Teknologi AI telah banyak memberikan alat baru untuk membantu wartawan dalam melakukan pekerjaannya dengan lebih efisiensi. Namun, secara kecerdasan, etika, empati, kreativitas, dan kemampuan melakukan investigasi secara mendalam tetap menjadi nilai plus karena hanya wartawan manusialah yang dapat melakukannya. 

Dengan demikian,  dapat dipastikan bahwa jurnalisme tetap relevan, berwibawa, dan unggul, yang paling penting bermanfaat bagi masyarakat. Wartawan tidak hanya perlu menguasai teknologi AI, tetapi juga harus lebih pintar dalam memanfaatkan  alat-alat ini untuk mempermudah pekerjaan jurnalistik.

Penulis Artikel:
Hardaya (Peserta Sekolah Jurnalisme Indonesia (SIJ))

Sumber:
- Anas Syahirul A SSos M IKom (Bidang Pendidikan PWI Pusat)  
  Materi Pembelajaran: AI dan Jurnalisme

- Merdi Sofansyah (Media Development TvOne AI)  
  Materi Pembelajaran: Videografi dan Penggunaan Aplikasi AI dalam Produksi Berita

Dalam rangka Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang diselenggarakan oleh PWI Pusat, (6-10/08/2024) bertempat di Kampus STISIPOL Candradimuka Palembang.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Populer