Banyuasin, ReformasiRI.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin terus berupaya menekan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) melalui berbagai strategi yang melibatkan pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat. Dalam Rapat Koordinasi Penuntasan ATS yang digelar di Hotel Grand Duta, Jumat (14/02/2025), Kadisdik Banyuasin Aminuddin, S.Pd., S.IP., MM, menegaskan komitmen dinas dalam mengatasi persoalan ini.
Menurut data yang dipaparkan Kadisdik, jumlah ATS di Banyuasin mencapai 17.581 anak, menjadikannya daerah dengan angka ATS tertinggi ketiga di Sumatera Selatan setelah OKI dan Palembang. ATS ini terbagi dalam tiga kategori utama:
1. Belum Pernah Bersekolah (BPB): 7.953 anak
2. Putus Sekolah di Tengah Jalan: 4.490 anak
3. Lulus Tapi Tidak Melanjutkan: 5.179 anak
"Anak yang putus sekolah inilah yang menjadi perhatian utama kami. Kami terus melakukan pendataan, turun langsung ke lapangan, dan berkoordinasi dengan kepala sekolah serta pihak terkait untuk memastikan mereka bisa kembali mengenyam pendidikan," jelas Aminuddin.
Strategi Dinas Pendidikan
Untuk mengatasi persoalan ATS, Dinas Pendidikan Banyuasin telah menyusun beberapa langkah strategis, di antaranya:
Pendataan Akurat: Mewajibkan sekolah-sekolah di Banyuasin untuk memberikan data ATS secara detail guna memastikan intervensi yang tepat sasaran.
Intervensi Langsung: Melakukan kunjungan ke rumah-rumah ATS untuk memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai pentingnya pendidikan.
Dukungan Program Beasiswa: Bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pihak swasta dalam memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Kolaborasi dengan Desa dan Kecamatan: Mengajak kepala desa dan camat untuk aktif dalam sosialisasi serta mencari solusi agar anak-anak kembali bersekolah.
Peningkatan Fasilitas Sekolah: Mengusulkan pembangunan infrastruktur pendidikan yang lebih baik, terutama di daerah dengan angka ATS tinggi.
"Kami mengimbau seluruh kepala sekolah di Banyuasin untuk terus mendukung upaya ini dengan memberikan data yang akurat dan bekerja sama dalam program intervensi. Target kami adalah menekan angka ATS secara signifikan pada tahun 2025," tambahnya.
Dinas Pendidikan Banyuasin juga menargetkan peningkatan angka partisipasi sekolah di jenjang SD dan SMP. "Alhamdulillah, untuk jenjang SD target kami terus tercapai dalam tiga tahun terakhir. Kami akan terus bekerja keras agar jenjang SMP dan SMA juga mengalami peningkatan yang signifikan," tutup Aminuddin.
Dengan berbagai strategi yang telah disusun, Dinas Pendidikan Banyuasin optimis angka ATS dapat ditekan secara bertahap sehingga semakin banyak anak yang kembali mendapatkan hak pendidikannya.
(Red/Rina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar