Yan Coga: Selamat Hari Pahlawan, 10 November 2022

Generasi Muda Harus Tahu Sejarah, Makna Dan Nilai Hari Pahlawan Dalam Upaya Berjuang Menghadapi Tantangan Global

Oleh: Yan Coga

"Bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa para pahlawannya".

Kata-kata mutiara itu sering kita dengar, dan sangatlah tepat bila dijadikan penggugah semangat atau rasa hormat kebanggaan kita kepada para pahlawan bangsa yang berjuang  demi kemerdekaan. Dimana dalam kata-kata itu terdapat makna dan nilai serta moral sebagai salah satu pesan konstruktif bagi bangsa dan masyarakat khususnya kepada generasi muda sekarang ini. 

Seperti kita ketahui, bahwa hari ini, 10 November, kita memperingati Hari Pahlawan, dimana hari ini tercatat dalam sejarah Republik Indonesia sebagai salah satu peristiwa penting terjadinya pertempuran di Surabaya. Pertempuran yang terjadi pada 10 November 1945 lalu merupakan pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia. 

Berakhirnya Perang Dunia II pada tahun  1945 dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945, situasi di Indonesia belum stabil. Indonesia masih bergejolak, terutama antara rakyat dengan tentara asing khususnya pasukan Sekutu dan Jepang. Kedatangan pasukan asing (Sekutu) ke Indonesia, sebagai pemenang Perang Dunia II, dimana Inggris tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang bersama dengan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration) untuk melucuti tentara Jepang dan, membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Jepang.

Kedatangan pasukan Sekutu ini dicurigai oleh para pejuang untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara jajahan Belanda. Kecurigaan itu memuncak ketika sekelompok orang Belanda mengibarkan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya, tanpa persetujuan Pemerintah Republik Indonesia di Surabaya. Hal ini memicu kemarahan warga Surabaya dan mereka menganggap Belanda menghina kemerdekaan Indonesia dan melecehkan bendera Merah Putih.

Rakyat Surabaya memprotes dengan berkerumun di depan Hotel Yamato tersebut. Mereka meminta bendera Belanda segera diturunkan dan akhirnya rakyat berhasil merobek bagian biru bendera Belanda sehingga bendera menjadi Merah Putih.

Setelah kejadian itu pihak Indonesia dan Inggris sepakat menandatangani perjanjian. Namun terjadi satu peristiwa berdarah yang menyebabkan Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris tewas tertembak dan mobil yang ditumpanginya di ledakan oleh pejuang. Kejadian ini menimbulkan kemarahan besar Pemerintah Inggris terhadap para pejuang.

Melalui Mayor Jenderal Robert Mansergh, pengganti Mallaby, ia mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan pejuang serta orang Indonesia  yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan. Batas ultimatum itu pada pukul 06.00, pada 10 November 1945.

Ultimatum oleh Sekutu tersebut membuat rakyat Surabaya marah. Puncaknya, 10 November meletuslah perang. Perang antara pejuang dan tentara sekutu ini berlangsung sekitar tiga minggu. Dari pertempuran itu telah menewaskan ribuan korban jiwa. Korban dari Indonesia diperkirakan 16.000 dan pihak Sekutu sekitar 2.000.

Terdapat salah satu tokoh pemuda terkenal dalam perjuangan itu, ia adalah Bung Tomo. Bung Tomo telah kobarkan semangat para pemuda di Surabaya melalui siaran siaran radio. Akhirnya pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 sekarang kita ketahui sebagai Hari Pahlawan.

MAKNA Dan NILAI Hari Pahlawan Bagi Generasi Muda. 

Hari Pahlawan dan Pertempuran Surabaya, kisah tersebut tidak hanya menunjukkan sejarah bangsa, melainkan juga ada makna dan nilai-nilai yang mengajarkan kita tentang keteladanan pejuang bangsa Indonesia, seperti kejujuran, kegigihan, pantang menyerah dalam melakukan kewajiban dan hak untuk mempertahankan kemerdekaan dari penjajah asing. 

Generasi muda perlu tahu itu dan oleh karena itu sekarang ini tugas untuk para penerus bangsa ini adalah memberikan arti baru mengenai kepahlawanan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia ini yang tentunya seiring dengan perkembangan zaman.

Jadilah pahlawan untuk diri sendiri dan keluarga dengan mencetak prestasi. Jangan jadikan Hari Pahlawan ini sebagai seremoni belaka tanpa menghayati nilai-nilai perjuangan pahlawan kita. Sebagai generasi mudah sudah saatnya kita menjalani nilai-nilai tersebut yang direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kita memiliki cita-cita untuk membentuk Indonesia sebagai negara yang damai, adil, sejahtera dan tentunya jujur. Tapi sudahkah Indonesia menjadi negeri yang jujur sementara kasus korupsi semakin merajalela di bumi pertiwi?
Jangan menjadi seseorang yang justru melakukan tindakan yang merugikan negara tercinta ini. Jadilah pemberani dan tegas melawan segala ketidakjujuran demi kesejahteraan masyarakat Indonesia. 

Tugas generasi muda adalah perjuangan tantangan global, kemudian memberantas ketertinggalan seperti kebodohan dan kemiskinan dalam negeri karena banyak pemuda berprilaku konsumtif,  masalah tawuran antar pemuda, narkotika  dan perilaku seks bebas yang terus meningkat, merupakan masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia. Semakin jauh generasi muda dari kegiatan yang produktif dan positif, semakin jauh juga jalan perubahan itu.

Generasi muda sudah seharusnya memiliki jiwa kepemimpinan yang harus selalu maju ke depan karena masa depan bangsa ada ditangan anak-anak muda. Penting untuk memiliki sikap kepemimpinan dengan kepekaan terhadap masalah sosial, lingkungan, dan politik sebagai representasi wajah baru bangsa Indonesia. Kita wujudkan pada diri sendiri apakah kita rela mengorbankan diri untuk mengembangkan potensi sosial dalam bidang kita masing-masing dan mengukir prestasi serta bermanfaat bagi sesama.  Itulah yang disebut dengan pahlawan bagi bangsa saat ini. 

Sekali lagi saya mengucapkan 
Selamat Hari Pahlawan.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Populer