Budayakan Permainan Tradisional, Pj Bupati Buka Festival Sang Purba di Banyuasin


Banyuasin, ReformasiRI.com – Kabupaten Banyuasin siap menggelar Festival Sanggar Permainan Urang Banyuasin (Sang Purba) pada Rabu, 13 November 2024. Kegiatan ini menjadi ajang istimewa untuk melestarikan permainan tradisional yang kini semakin tergeser oleh budaya digital.

Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin ini, melibatkan ribuan peserta didik dari berbagai jenjang pendidikan. Festival tersebut diadakan di lapangan upacara Kantor Bupati Banyuasin, dengan tujuan memperkenalkan kembali permainan tradisional yang telah lama hilang dari kehidupan sehari-hari anak-anak.

Tema yang diusung pada festival kali ini adalah "Reviving Heritage Play: Menghidupkan Kembali Permainan Warisan", sebuah komitmen untuk menjaga kekayaan budaya lokal di tengah derasnya arus permainan digital.

Pj Bupati Banyuasin, yang turut hadir dalam pembukaan festival, menegaskan pentingnya kegiatan ini untuk membangun kembali interaksi sosial antar anak melalui permainan tradisional. "Permainan tradisional bukan hanya sekedar bermain, tetapi juga mendidik. Melalui permainan, anak-anak dapat belajar tentang kerjasama, sportivitas, dan kreativitas," ujar Pj Bupati dalam sambutannya.

Permainan Tradisional dan Nilai Pendidikan

Permainan seperti enggrang, pantak lele, dan gobak sodor yang dulu sering dimainkan di halaman rumah, kini kembali dihidupkan dalam Festival Sang Purba. Melalui permainan ini, anak-anak bukan hanya sekedar bermain, tetapi juga dilatih kemampuan fisik dan mental yang penting bagi pertumbuhan mereka.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin, Aminuddin, SPd, SIP, MM, festival ini merupakan langkah strategis dalam melestarikan budaya sekaligus mengajarkan nilai-nilai positif kepada generasi muda. "Permainan tradisional membantu anak-anak berinteraksi dengan sesama, melibatkan aktivitas fisik yang menyehatkan dan mendidik karakter mereka," jelasnya.

Festival untuk Semua Jenjang Pendidikan

Festival ini terbuka bagi peserta didik dari jenjang PAUD/TK, SD/MI, hingga SMP/MTs, dengan berbagai jenis lomba yang sesuai dengan usia peserta, seperti:

- PAUD/TK: Lomba Injit-injit Semut, Kucing Patung
- SD/MI: Lomba Ular Naga, Bentengan
- SMP/MTs: Lomba Gobak Sodor, Enggrang Kayu, dan Bakiak

Pendaftaran peserta telah dimulai sejak 1 Oktober hingga 1 November 2024, dan acara ini dijadwalkan berlangsung sepanjang hari dengan antusiasme yang besar dari masyarakat.

Melalui kegiatan ini, Kabupaten Banyuasin berharap permainan tradisional dapat kembali hidup dan menjadi sarana pembelajaran serta hiburan yang sehat untuk generasi muda. "Kami ingin anak-anak Banyuasin merasakan kembali kebahagiaan bermain bersama, tidak hanya terpaku pada permainan digital," ujar salah satu panitia.

Festival Sang Purba menjadi tonggak penting bagi pelestarian budaya lokal, membuktikan bahwa permainan tradisional masih memiliki tempat di hati masyarakat dan memberikan nilai lebih bagi perkembangan karakter anak-anak di Kabupaten Banyuasin.

Reporter: Tim ReformasiRI
Editor: Hardaya

Share:

Cahaya di Ujung Jalan: Kisah Dhina Isfiana Menghadapi Trauma dan Cinta Seorang Ayah



Cahaya di Ujung Jalan: Kisah Dhina Isfiana Menghadapi Trauma dan Cinta Seorang Ayah
Abstrak
Banyak orang memiliki potensi besar yang terpendam dalam dirinya, namun tidak semua orang mendapatkan dukungan yang diperlukan, terutama dari keluarga. Ini adalah kisah tentang Dhina Isfiana, seorang wanita yang mengalami berbagai ujian dalam hidup, mulai dari trauma, konflik dengan keluarga, hingga perjuangan dalam menghadapi gangguan kesehatan mental. Tulisan ini menggambarkan perjalanan Dhina dalam mencari arti cinta sejati dan pengorbanan, terutama dari sosok ayahnya yang menjadi pelindungnya di masa-masa paling sulit. Dengan alur yang emosional, haru, dan inspiratif, kisah ini menunjukkan bahwa cinta keluarga dapat menjadi sumber kekuatan yang luar biasa di tengah tantangan hidup.

Pendahuluan
Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Bagi Dhina Isfiana, masa-masa sulit datang bertubi-tubi, mulai dari masalah keluarga, trauma emosional, hingga gangguan kesehatan mental yang mempengaruhi kehidupan sehari-harinya. Dalam situasi seperti ini, dukungan dari orang terdekat, terutama keluarga, sangatlah penting. Namun, apa yang terjadi ketika dukungan itu tidak hadir atau bahkan berseberangan dengan harapan kita?

Dhina berjuang dalam menghadapi realita hidup yang berat, mulai dari hubungan yang rumit dengan orang tua, hingga pengalaman yang hampir merenggut nyawanya di rumah sakit. Cerita ini adalah tentang kekuatan, keberanian, dan bagaimana kasih sayang seorang ayah bisa mengubah kehidupan seseorang.

Bab 1: Konflik dengan Orang Tua
Dhina, seperti banyak orang lainnya, tumbuh dalam keluarga yang memiliki pola pikir berbeda-beda. Dalam setiap konflik, Dhina selalu merasa bahwa sudut pandangnya tidak dipahami oleh keluarganya, terutama orang tuanya. "Orang tua selalu benar," adalah kalimat yang sering dia dengar, meskipun dia yakin bahwa pandangan tersebut tidak selalu benar.

Hubungannya dengan sang ayah kerap diwarnai pertengkaran, namun di balik semua itu, Dhina menyadari bahwa ayahnya selalu mencintainya, meskipun mungkin tidak selalu mampu menunjukkan hal tersebut dengan cara yang tepat.

Bab 2: Trauma dan Kekuatan Bertahan
Tahun 2023 menjadi tahun terberat dalam hidup Dhina. Ujian datang silih berganti. Trauma masa lalu muncul kembali, membayangi hari-harinya. Dhina sering merasa putus asa, bahkan beberapa kali mencoba mengakhiri hidupnya. Namun, di tengah semua itu, sosok sang ayah tetap hadir, meskipun dengan caranya sendiri. Ada momen di mana Dhina merasa sangat marah kepada ayahnya, namun ada juga saat-saat di mana ayahnya diam-diam mencari Dhina, khawatir akan keselamatannya.

Suatu ketika, Dhina mengalami kecelakaan akibat mengantuk setelah meminum obat tidur. Ayahnya terus menghubunginya, khawatir terjadi hal buruk di jalan. Dalam situasi-situasi ini, Dhina mulai menyadari bahwa meskipun mereka sering bertengkar, ayahnya selalu ada untuknya.
Bab 3: Di Ujung Kehidupan
Suatu hari, Dhina dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Kondisinya sangat lemah, dan ia harus diikat di ranjang rumah sakit karena kondisi tantrum yang dialaminya. Saat itulah ia melihat ayahnya menangis untuk pertama kalinya. Selama perjalanan ke rumah sakit, ayahnya tak henti-hentinya berdoa dan mengeluarkan air mata, memegang erat tangan Dhina agar darahnya tidak mengering.

Sesampainya di rumah sakit, sang ayah berusaha memenuhi keinginan sederhana Dhina: nasi bungkus rendang dan cokelat. Mereka makan bersama di lantai rumah sakit, sebuah momen kebersamaan yang penuh haru di tengah cobaan berat.

Bab 4: Perjuangan untuk Sembuh
Meskipun masih dalam perawatan rumah sakit, Dhina merasa ingin segera pulang. Namun dokter dan tenaga kesehatan khawatir jika dia keluar terlalu cepat, kondisinya akan memburuk lagi. Dhina terus diberi obat penenang dan obat tidur agar tidak mengalami tantrum, meskipun efeknya sangat menyakitkan. Selama masa itu, Dhina banyak merenung, berdoa, dan memohon kepada Tuhan agar diberi kekuatan untuk pulih.

Ada satu momen ketika Dhina sempat mengalami halusinasi bahwa dirinya telah meninggal dunia. Saat melihat tubuhnya sendiri tanpa nafas, ia merasa kebingungan, namun segera setelah itu, nyawanya kembali dan ia terbangun. Dalam kepanikan, ia berteriak, "Dokter, aku tidak gila!" Sejak saat itu, Dhina merasa bahwa dirinya masih diberi kesempatan untuk hidup, dan ia mulai berjuang lebih keras untuk sembuh.

Bab 5: Cinta dan Pengorbanan Seorang Ayah
Kasih sayang sang ayah yang sebelumnya sering tersamar, kini mulai terlihat jelas di mata Dhina. Dalam momen-momen kritis di rumah sakit, ayahnya selalu ada di sisinya, menemaninya, membelikan semua yang ia inginkan, dan tak pernah lelah menjaga Dhina agar tetap bertahan. Dalam kesedihannya, sang ayah bahkan menangis bersama para tenaga kesehatan yang merawat Dhina.

Dhina menyadari bahwa meskipun hubungan mereka sering diwarnai pertengkaran, cinta seorang ayah tidak pernah berkurang. Cinta itu nyata, hadir dalam tindakan-tindakan kecil yang selama ini mungkin terabaikan.

Kesimpulan
Kisah Dhina Isfiana adalah tentang perjalanan menuju kesembuhan, baik secara fisik maupun emosional. Di tengah trauma dan tantangan hidup, kasih sayang dan dukungan keluarga, terutama dari ayahnya, menjadi sumber kekuatan utama baginya. Melalui pengalaman-pengalaman yang menyakitkan, Dhina belajar bahwa cinta sejati tidak selalu terlihat di permukaan, namun selalu ada di saat-saat yang paling sulit.


Penulis: Dhina Isfiana
Editor: HarryDays
@CopyRight

Share:

Polda Sumsel Menggelar Kegiatan Baksos Bagikan Makanan Bergizi 4 Sehat 5 Sempurna Kepada Siswa SLB C Yayasan 88

Palembang, ReformasiRI.com _ Pemandangan penuh kehangatan tersaji di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB C) Yayasan 88 Palembang, Selasa (12/11/24). 
Puluhan anak-anak berkebutuhan khusus tampak tersenyum riang, menyambut kedatangan Kabid Propam Polda Sumsel yang diwakili Kaurproduk Subbidpaminal Kompol Edy Erdiansyah S Ag,MSi beserta rombongan yang memimpin langsung kegiatan makan siang gratis untuk mereka.
Di halaman sekolah yang berlokasi di jalan R.E Martadinata Kelurahan 2 Ilir /Kecamatan Ilir Timur II Palabuhanratu, Kota Palembang ini, suasana akrab dan penuh kekeluargaan menyelimuti.

Kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan dan inisiasi Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi SIK,MH terhadap program prioritas pemerintah Presiden RI Prabowo Subianto yaitu penyediaan makanan bergizi bagi pelajar sekaligus bentuk dukungan untuk program pemerintahan masa bakti 2024-2029.

"Hari ini kami melaksanakan bakti sosial dengan memberikan makan siang bergizi 4 Sehat 5 Sempurna kepada pelajar di sini. Ini adalah bentuk dukungan kami terhadap salah satu program prioritas pemerintah, yaitu penyediaan makanan bergizi bagi pelajar, yang bertujuan untuk memperbaiki asupan gizi mereka," ujar Kompol Edy Erdiansyah dalam keterangan yang diberikan wartawan , Selasa/(12/11/2024).

Menu makan siang yang disajikan sudah dirancang dengan penuh perhatian, mengandung karbohidrat, protein, serat, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa.

"Kegiatan ini memiliki dua tujuan penting, pertama, memberikan semangat kepada anak-anak dalam proses belajar mengajar, dan kedua, membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak berkebutuhan khusus. Pendidikan adalah hak setiap anak, dan kami ingin membantu mereka mencapai cita-cita mereka," ungkap Edy Erdiansyah 

Dalam kegiatan ini, Polda Sumsel menyiapkan puluhan paket makanan yang dibagikan kepada semua pelajar di sekolah tersebut selain itu juga memberikan bantuan berupa sarana prasarana kelengkapan kelas diantaranya Kipas angin, beras dan sebagainya 

Kehadiran Kabid Propam Polda Sumsel yang diwakili Kaurproduk subbidpaminal Kompol Edy Erdiansyah SAg ,MSi Perwakilan dari Dit Intelkam Polda Sumsel Kompol Kgs Dedi , beserta Kapolsek Ilir Timur II Polrestabes Palembang Kompol Desy Ariyanti SH,MH ,Personil Bidpropam, personil Dit Intelkam Polda Sumsel Babinkamtibmas Polsek Ilir Timur II Polrestabes Palembang disambut gembira oleh puluhan pelajar dan guru siswa siswi SLB C Yayasan 88

Suasana penuh kebahagiaan tampak jelas saat anak-anak menikmati hidangan yang disediakan, merasakan perhatian dan dukungan dari pihak kepolisian.

Kegiatan bakti sosial ini bukan hanya sekadar pemberian makanan, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian dan komitmen Polda Sumsel dalam mendukung pendidikan dan kesejahteraan anak-anak, terutama mereka yang membutuhkan perhatian lebih.

Sementara itu, Kepala SLB C Yayasan 88 Palembang Endang Supatmi S ,Pd didampingi para guru menyambut penuh sukacita kegiatan ini, melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah para siswa.

"Kegiatan seperti ini sangat berarti bagi anak-anak. Bukan hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memberi mereka kebahagiaan dan rasa diperhatikan terimakasih Bapak Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi,
SIk,MH,kami tunggu kelanjutan Kedepannya untuk datang kesekolah kami ," kata Endang Supatmi akhiri pembicaraan.

(Cha)
Share:

Maraknya Peredaran Rokok Ilegal Tanpa Cukai, AB Alias Iya' Diduga Agen Penjualan Wilayah Keramasan

Palembang, ReformasiRI.com - Akibat mahalnya harga rokok bermerek, para pecandu rokok akhirnya beralih ke merek lain, tentunya dinilai jauh lebih murah dari merek rokok yang sering mereka beli sebelumnya.
Berbicara mahalnya harga rokok, akhir-akhir ini banyak sekali peredaran rokok murah (ilegal tanpa cukai) di pasarkan oleh agen dan toko hingga di jual ke warung-warung melalui sales terselubung.

Seorang sales rokok murah ilegal yang enggan disebutkan namanya, sebut saja NN kepada awak media menjelaskan, dirinya mengambil rokok untuk di pasarkan ke warung-warung.

Menurut NN, berbagai macam merek rokok murah ilegal tanpa cukai tersebut di dapat dari seorang warga inisial AB yang beralamat di Rt.09 Rw.VII, Kelurahan Keramasan, Kecamatan SU.I Palembang.

"Ya saya ambil dulu sama AB dirumahnya untuk di jual ke warung-warung kalau sudah laku baru setor," ujarnya pada Senin (12/11/2024).

Lanjut NN menjelaskan, AB salah satu agen rokok murah ilegal, rokok-rokok tersebut di antar pakai mobil sampai halaman masjid, karena akses menuju jalan kerumah AB sempit, maka rokok-rokok tersebut di bawa menggunakan troli.

"Saya lihat sendiri kalau mobil bawa rokok ilegal itu datang di malam hari dan menurunkan bok berisi rokok, lalu rokok-rokok itu di bawa ke rumah AB dengan troli," imbuhnya.

Saat awak media kerumah AB guna dilakukan konfirmasi, sangat disayangkan AB sedang di luar kota.

"Ya' kami cuma bisnis kecil-kecilan, pesan barangpun melalui Shopee, masih banyak orang lain yang usahanya lebih besar dari kami," jelas AB atau biasa di sapa Iya' tersebut.

Terkait hal ini AB jelas-jelas sudah melanggar Pasal 54 undang-undang RI Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai, yang berbunyi sebagai berikut:

"Setiap orang yang menawarkan, menyerahkan, menjual, atau menyediakan untuk dijual barang kena cukai yang tidak dikemas untuk penjualan eceran, atau tidak dilekati pita cukai, atau tidak dibubuhi tanda pelunasan cukai lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dapat dipidana dengan ancaman penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit 2 (dua) kali nilai cukai dan paling banyak 10 (sepuluh) kali nilai cukai yang seharusnya dibayar.

Dengan maraknya peredaran rokok murah ilegal tanpa cukai tersebut, berharap Aparat Penegak Hukum (APH) dapat bertindak tegas dengan melakukan penyelidikan dan pemberantasan, serta tangkap para pelaku termasuk hukum seberat-beratnya sesuai peraturan undang-undang berlaku.(Cha)
Share:

Wartawan Dipersulit Akses Masuk Liputan Debat Pilgub Sumsel

Palembang, ReformasiRI.com - Usai debat ke 2 Pilgub Sumsel, menyisakan hal tak mengenakkan bagi para Jurnalis yang hendak melakukan peliputan acara. Dimana akses masuk ke ballroom debat dipersulit, meski nama telah terdaftar di KPU Sumsel, terlebih lagi tak terdaftar malah tak bida masuk sama sekali. Hal ini bertentangan dengan UU Pers No 40 Tahun 1999, menghalangi tugas wartawan melakukan peliputan.
Pantauan dilokasi acara, ketatnya penjagaan kepolisian terlihat saat ingin memasuki area halaman depan ballroom debat. Jika tidak mengenakan id card yang telah ditentukan maka orang tidak diperbolehkan masuk.

Sejumlah wartawan yang telah berada di pintu masuk room debat kembali terhambat oleh panitia yang kata pihak KPU Sumsel itu merupakan piham ketiga atau Event Organizer (EO). Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sumsel, Ardhy Fitriansyah saat mempertanyakan id card media resmi kepada pantia tersebut dikatakan sudah habis. Padahal nama medianya telah didaftarkan resmi oleh salah satu pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel.

"Kenapa bisa habis, kan jelas nama-nama media yang didaftarkan resmi, saya belum ada ambil id card," ucap Anang sapaan akrabnya.

Ketika tengah berseteru, akhirnya ada salah satu staf KPU Sumsel yang melerai dan memerintahkan memberikan id card media yang ternyata masih ada disimpan oleh panitia tersebut. "Nama media jelas sudah terdaftar, tiba-tiba dikatakan habis, artinya panitia tidak profesional, akhirnya diadakan id card tersebut," gerutu Anang.

Tak hanya dirinya, ada sejumlah wartawan yang memang tak bisa masuk karena medianya tak ada didalam list yang dipegang oleh pihak KPU Sumsel. "Kami hanya ingin liputan, bukan yang lain. Kalo masuk saja susah ngapain kami kesini, kami ini tugas dari kantor," cetus salah satu wartawan online dilokasi.

Usai melewati pintu pertama menuju ballroom, wartawan masih juga tak bisa masuk ke dalam ruangan debat karena alasan penuh. Selang beberapa menit ketika dikonfirmasi ke Ketua KPU, Komisioner KPU dan salah satu staf KPU Sumsel, akhirnya wartawan diperbolehkan masuk.

Menanggapi hal mempersulit tugas jurnalis saat melakukan peliputan saat debat Pilgub Sumsel sesi ke dua tersebut, ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumsel, Jhon Heri mengatakan, prihal ribut-ribut masalah wartawan dengan panitia penyelenggara debat ini jelas sangat tidak profesional. Apalagi pihak KPU sudah minta daftar media dengan lembaga yang Sah seperti PWI. Seharusnya yang sudah terdaftar itu yang didahulukan, jangan yang masuk bahkan wartawan yang tidak ada dalam daftar.

"Saya sangat prihatin atas peristiwa ini. Karena lewat pemberitaan debat ini akan memberitahu masyarakat dalam memilih pemimpin di Sumsel ini. Untuk itu kedepan nanti pihak penyelenggara debat dalam hal ini KPU harus benar-benar profesional dalam mengatur media yang akan meliput jalannya debat Publik tersebut," bebernya.

Terpisah, ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel, Kurnaidi mengatakan, harusnya pantia sudah dapat mengantisipasi orang yang hadir dengan ruangan yang akan digunakan. "Tidak boleh mengalangi tugas wartawan, itu sangat bertentangan dengan UU Pers No 40 Tahun 1999. Sebaiknya panitia harus lebih profesional dalam menjalan kegiatan," tegasnya.

Kemudian sambung dia, panitia juga harus menyediakan tempat khusus untuk wartawan melakukan peliputan. "Apalagi ini acara debat, tentu dibutuhkan masyarakat banyak informasinya," tandasnya.

Dilain sisi, sebagai mantan ketua PWI Sumsel dua periode Ocktap juga menyayangkan adanya kejadian dipersulitnya wartawan untuk meliput debat tadi malam. Itu sama saja dengan menghalangi kerja pers dan bisa diadukan ke dewan pers dan polisi. Menurut Ocktap Ketua PWU Sumsel yang dulu pernah jadi wartawan paham dengan kerja jurnalistik. "Apakah setelah jadi pejabat tidak perduli lagi dengan mantan teman temannya atau mantan kawan seprofesinya. Sungguh kebangetan," ujar Ocktap.

Sementara itu, Ketua KPU Sumsel Andika Pranata mengucapkan terimakasih atas perhatian dan masukannya. "Semoga debat terakhir bisa lebih baik," ujarnya singkat.(Cha/Rilis)
Share:

Guna Kuatkan Iman dan Jaga Keutuhan Mental Personel, Polda Sumsel Rutin Adakan Binrohtal

Palembang, ReformasiRI.com - Dalam upaya menguatkan iman dan menjaga keutuhan mental, personel Kepolisian Daerah Sumatera Selatan ( Polda Sumsel ) secara rutin melaksanakan Bimbingan Rohani dan Mental (Binrohtal) setiap hari Senin setelah apel pagi (11/11/2024).
Saat dimintai keterangan usai kegiatan Karo SDM Polda Sumsel Kombes Pol Sudrajad Hariwibowo, SIK, MSi mengatakan Aktivitas ini merupakan bagian dari program pembinaan yang bertujuan untuk menunjang kesejahteraan psikologis dan mental anggota polisi di lingkungan Polda Sumsel

Binrohtal menjadi salah satu program unggulan yang diinisiasi oleh kepolisian sebagai wujud nyata dari pendekatan rohani dalam institusi tersebut. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Pejabat Utama dan Personel Satker yang ada di Polda Sumsel jelas Alumni Akpol 96


Polda Sumsel menyadari bahwa tugas kepolisian yang penuh dengan tekanan dan tantangan memerlukan dukungan mental dan spiritual yang kuat. Oleh karena itu, aktivitas rutin Binrohtal diharapkan dapat menjadi sumber kekuatan bagi para personel dalam menjaga keseimbangan jiwa dan kepribadian yang utuh yang nantinya akan tercermin dalam kinerja Personel Polri.

Penyelenggaraan Binrohtal Polda Sumsel ini menandakan komitmen institusi kepolisian terhadap pembinaan anggota yang tidak hanya berorientasi pada pengembangan skill profesional namun juga pada aspek kesehatan rohani dan mental personilnya. Catatan akhir, Binrohtal bukan sekadar kegiatan seremonial, namun menjadi salah satu titik terang dalam usaha menciptakan aparat penegak hukum yang berdedikasi tinggi, sehat secara rohani dan mental, serta dapat dipercaya oleh masyarakat. Tandasnya 

Sementara dalam ceramahnya ustaz Sulaiman M Urip, SS , M. Hum. Mengajak Personel Polda Sumsel dan jajaran untuk senantiasa bersholawat kepada Rosulullah Muhammad, SAW senantiasa melaksanakan perintah Allah dalam kehidupan sehari dengan senantiasa bersyukur dengan nikmat yang diberikan Alloh SWT selalu bertawakal apa yang kita perjuangkan dan bersabar dalam kegagalan dengan berserah diri kepada Allah SWT tutupnya.(Rilis)
Share:

Diduga Dukung Cagub Nomor Urut 3, Mirwansyah Kadinsos Provinsi Sumsel Berani Kangkangi UU Netralitas ASN, Beww Melawannyo Wak,!!!

Palembang, ReformasiRI.com - Menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2024 yang akan di laksanakan pada 27 Nopember, hingga saat ini netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) selalu menjadi sorotan publik.
Bagaimana tidak, seperti poto dan video beredar di Media Sosial (Medsos) serta pemberitaan di media online yang memberitakan Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Mirwansyah diduga telah terlibat langsung politik praktis dengan memberikan dukungan terhadap Calon Gubernur Sumsel nomor urut 3.

Dilansir dari media online IDN TIME Sumsel (02/11) yang mana telah memberitakan Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumsel Mirwansyah bersama teman-temannya berpoto dengan Mawardi Yahya, selain itu ada juga beredar video Mirwansyah bersama teman-temannya satu ruangan dengan Mawardi Yahya yang salah satunya mengacungkan tiga jari sebagai simbol memenangkan Pasangan Calon Gubernur Sumsel nomor urut 3.

Hal ini tentunya sudah melanggar Pasal 2 UU No 5 Tahun 2014 tentang netralitas ASN yang berbunyi, “Setiap pegawai ASN harus patuh pada asas netralitas dengan tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan tertentu”.

Hingga berita ini diterbitkan, Sabtu (10/11/2024), menanggapi permasalahan ini, Mirwansyah membantah ada muatan politis dari foto dan video yang telah beredar tersebut. Dirinya bahkan kaget dan baru mengetahui kalau foto tersebut tersebar luas di tengah masyarakat.

"Itu hanya silaturahmi biasa, saya akan ingat-ingat dulu kapan foto itu dilakuan. Terima info ini saja terkejut kita," kata Mirwansyah.

(Cha)
Share:

Adakan Diskusi Bedah Buku, JAKER Palembang Pererat Silaturrahmi Dan Persatuan Warga Kertapati

Palembang, ReformasiRI.com _ Pimpinan Kota Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat Kota Palembang (JAKER) telah melaksanakan kegiatan diskusi bedah buku tentang Menghadang Kubilai Khan pada, Sabtu (09/11/24). Acara yang diadakan di Jalan Ki Marogan Lorong Ki Banten, Kelurahan dan Kecamatan Kertapati Kota Palembang ini berlangsung sukses dan sederhana serta jauh dari kesan mewah. 
Perlu diketahui bahwa Diskusi bedah buku ini berhubungan langsung dengan Persatuan Nasional, Keadilan Dan Kemakmuran Bangsa yang tercermin dalam cerita sejarah menghadang Kubilai Khan di tanah Jawa pada abad ke 13 lalu. 

Hadir dalam acara tersebut Jay Marta selaku Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Rakyat Adil Makmur atau Partai Prima Provinsi Sumatera Selatan, M. Affan Arafat sebagai Wakil Sekretaris Partai Prima Kota Palembang. Ketua JAKER Kota Palembang, Eka Subakti SE, bersama Sekretaris JAKER, Syafriawansyah dan Nila Ertina SE sebagai Jurnalis. Hadir pula Eka Syarudin, Ketua Serikat Rakyat Mandiri Indonesia Kota Palembang beserta Sibawaihi dan Hendri Zikwan bersama Sekretaris DPP GEMPUR dan tamu undangan lainnya. 

Dalam kesempatan tersebut, AJ Susmana sebagai penulis buku Menghadang Kubilai Khan juga hadir secara online melalui perangkat vidio konfren. 

Ketua JAKER Kota Palembang, Eka Subakti, SE dalam penyampaiannya mengatakan bahwa kegiatan diskusi bedah buku hari ini merupakan langkah awal dalam menjalin, mempererat silaturahmi dan persatuan antara pengurus JAKER dengan warga di Kecamatan Kertapati, Kota Palembang.

"Kita butuh persatuan, dan dalam buku Menghadang Kubilai Khan karyanya AJ Susmana seperti yang kita ketahui bahwa sejarah telah menceritakan bagaimana persatuan itu dibangun oleh leluhur kita di Nusantara dalam menghadang atau menghalau lajunya invasi dari tentara kekaisaran Mongol pada abad ke 13 yang ingin menguasai pulau Jawa pada saat itu," kata Eka Subakti, SE. 

Meninjau dari sudut pandang sejarah masa lalu yang bisa kita ambil pelajaran yang sangat berharga untuk dijadikan rujukan di Era kekinian saat ini bagaimana tentunya Persatuan Nasional tersebut bisa dilakukan supaya terciptanya keadilan dan kemakmuran Bangsa, jelas Eka Subakti, SE. 

Eka Subakti, SE juga mengatakan bahwa kedepannya JAKER Kota Palembang akan berupaya menjalankan program-program kebudayaan dan program kerakyatan lainnya. Dan akan mendorong terciptanya ruang pendidikan dan pelatihan dalam upaya menekan persoalan sosial dalam masyarakat.

"Kita akan mengawal setiap program dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang memang benar-benar diperuntukkan bagi masyarakat Indonesia maupun masyarakat di Kota Palembang ini. Tentunya kita perlu persatuan, kita perlu gotong royong agar supaya program tersebut tepat sasaran dan dapat dimanfaatkan masyarakat banyak," ungkap Eka Subakti, SE. 

Ditempat acara ini berlangsung, nantinya akan kita jadikan kantor JAKER Kota Palembang dan pusat koordinasi, advokasi bagi masyarakat. Tempat ini juga Insyallah akan kita bangun kembali ruang-ruang belajar secara gratis bagi anak-anak di Kelurahan Kertapati, supaya anak-anak tersebut bisa mendapatkan pelajaran ekstra di luar sekolah, imbuhnya. 

"Kita berharap lewat diskusi ini menjadi awal yang baik bagi kita semua untuk menatap arah masa depan demi tercipta masyarakat adil makmur," tutup Eka Subakti, SE.

(Cha)
Share:

Berita Populer