Kementerian ESDM Akan Denda 100 M Kepada Tambang Ilegal Di SumSel, LSM GRANSI Berharap Itu Bukan Wacana Belaka

Palembang, ReformasiRI.com _ Seperti yang diberitakan bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerima 128 aduan atau laporan terkait dengan pertambangan tanpa izin (PETI) atau tambang ilegal di Indonesia hingga 2023. Para pengusaha nakal yang terlibat dengan aktivitas ilegal ini terancam kena denda hingga Rp 100 miliar.
Dirjen Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, hal-hal terkait pertambangan yang tidak mempunyai izin, baik saat melakukan eksplorasi, produksi maupun kepada orang yang menampung atau memanfaatkan ataupun melakukan pengelolaan dan pemurnian akan dikenakan denda.ujarnya.
dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI, Selasa (12/11/2024) kemarin.

"Ini dikenakan sanksi yang sama yaitu paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100 miliar,".

Pemberlakuan denda ini telah diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 3 tahun 2020, perubahan atas Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Berdasarkan bahan paparan yang disajikannya dihadapan Dpr Ri ada sebanyak 128 laporan tambang ilegal di Indonesia. Data ini berdasarkan pada laporan kepolisian dan keterangan ahli kasus PETI.

Sumber aduan ini tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Kalimantan, hingga Jawa. Laporan atau aduan terbanyak terjadi di Sumatera Selatan dengan jumlah 25 laporan tambang ilegal.

"Ini adalah data yang penting yang kami sampaikan terkait dengan data yang ada di PETI dan mulai dari Aceh, Banten, Bengkulu dan lain sebagainya," ujarnya.

Dalam menyelesaikan permasalahan tambang ilegal ini, Kementerian ESDM akan membatasi pergerakan dari penambang tanpa izin dengan mengacu pada tiga pilar utama, antara lain digitalisasi, formalisasi, dan penegakan hukum (gakkum).

Tri menjelaskan, implementasi digitalisasi sendiri salah satunya dengan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (Simbara). Apabila perusahaan itu tidak berizin, kemudian tidak mempunyai stok, maka perusahaan itu tidak bisa melakukan penjualan.

"Kemudian melakukan formalisasi pada saat tertentu, pada daerah yang memang terdapat banyak penambangan ilegal. Maka dengan adanya, yang memang betul-betul untuk rakyat, untuk kehidupan, sehari-hari kita upayakan untuk adanya formalisasi," kata dia.

Sedangkan untuk upaya penegakan hukum, Tri mengatakan, Kementerian ESDM telah memiliki Direktorat Jenderal (Ditjen) Penegakan Hukum (Gakkum). Ditjen Gakkum sendiri tidak lama lagi akan segera mulai operasi.

Secara keseluruhan, Kementerian ESDM mencatat total wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) nasional mencapai 9,11 juta hektare (ha), dengan komoditas mineral logam yang paling mendominasi.

WIUP mineral logam pada eksplorasi mencapai 360.513 ha, operasi produksi 3,82 juta ha serta pascatambang 6.685 ha. Selanjutnya, di posisi kedua terdapat WIUP batu bara, terdiri dari tahap eksplorasi mencapai 117.278 ha dan operasi produksi seluas 3,98 juta ha.

Sementara itu, total perizinan tambang per November 2024 sebesar 4.634 izin, terdiri dari 31 kontrak karya (KK), 59 perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B), 4.302 izin usaha pertambangan (IUP), 10 izin usaha pertambangan khusus (IUPK), 48 izin pertambangan rakyat (IPR) dan 184 surat izin penambangan batuan (SIPB).

Menanggapi hal tersebut Supriyadi selaku Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Rakyat Anti Korupsi atau LSM GRANSI berharap itu bukan hanya wacana Belaka.

Supriyadi juga mengatakan pada wartawan di ruang kerjanya bahwa GRANSI mendukung dan mengapresiasi tindakan dan upaya GAKUM yang akan dilakukan Kementrian ESDM. Menurut Supriyadi Penegakan hukum memang perlu dilakukan terhadap tambang ilegal karena sudah merugikan Negara merugikan rakyat dan merusak lingkungan.

"Dalam mendukung GAKUM tersebut, kita akan menggelar aksi damai di Kementrian ESDM dan KEJAGUNG. Aksi tersebut adalah sebagai wujud dukungan dan sekaligus mempertanyakan laporan GRANSI terkait tambang ilegal, tepatnya tambang minyak ilegal di Musi Banyuasin dan tambang batubara di Empat Lawang," ungkap Supriyadi.

(Cha/Rilis Afan)
Share:

INI BARU NAMANYA KOMPAK BESTY...! Sekumpulan Ibu-Ibu Mantapkan Diri Hanya Fitrianti-Nandriani Yang Dicoblos

Palembang, ReformasiRI.com _ Sekumpulan ibu-ibu terlihat sedang asik mengobrol di salah satu halaman rumah seorang warga. Nampaknya ibu-ibu tersebut sangat senang dan gembira mungkin karena baru saja pulang dari menghadiri suatu acara yang tidak jauh dari rumah mereka.
Ibu-ibu yang berjumlah puluhan orang itu saat dihampiri dan diajukan pertanyaan oleh awak media tentang siapa saja yang akan dicoblos oleh mereka saat pemilihan Calon Walikota dan Wakil Walikota Palembang pada 27 November 2024 mendatang. Dengan penuh semangat ternyata mereka semua kompak menjawab, Fitrianti-Nandriani, Selasa (12/11/24).

Akidah, salah satu dari ibu-ibu tadi, yang beralamat di Jalan Mawar, Kelurahan Alang-Alang Lebar Palembang kepada wartawan mengatakan bahwa mereka baru saja menghadiri acara tebus murah dari ibu Fitrianti-Nandriani yang diadakan di Jalan Rama 10, RW 01, Alang-Alang Lebar. Setelah selesai acara, mereka masih mengobrolkan tentang ibu Fitrianti Agustinda dan Nandriani. 

"Tadi kami semua baru pulang dari acara tebus murah Fitrianti-Nandriani. Dan kami puluhan orang ini tentunya sama, satu RT semua, di RT 01, RW 01. Atas pembagian tebus murahnya tadi, kami ucapkan terima kasih kepada ibu Fitri. Sekali lagi, hidup ibu Fitri," pekiknya dengan semangat.

Selain itu, Dini Oktavia, warga yang sama juga turut menyampaikan pendapatnya dengan mengatakan jika dirinya dan yang lain sudah memantapkan pilihan untuk mencoblos Calon Walikota dan Wakil Walikota Palembang pasangan nomor urut 1 yakni Fitrianti Agustinda - Nandriani. 

"Saya kan seorang wanita, tentu mendukung ibu Fitrianti-Nandriani sebab mereka berdua juga wanita. Masak memilih laki-laki kalau ternyata ada calon wanita," ujar Dini Oktavia. 

Saat mau membubarkan diri, ibu-ibu tadi tidak lupa beramai-ramai memekikkan kata-kata bernada "Kami coblos ibu Fitri," sebanyak tiga kali. Itu sebagai pertanda bahwa sekumpulan ibu-ibu muda itu telah memantapkan diri hanya Fitrianti-Nandriani yang dicoblos.

"Ini baru namanya kompak BESTY," tutup Dini Oktavia.

(Cha/Rilis Afan)
Share:

Calon Wabup OKI Supriyanto Diduga Ancam dan Ajak Sweeping Anggota PSHT yang Berbeda Pilihan


OKI, ReformasiRI.com — Calon Wakil Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) dari pasangan nomor urut 02, Supriyanto, menuai sorotan publik setelah pernyataan kontroversialnya tersebar. Supriyanto diduga mengancam akan "menyelesaikan" anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang tidak mendukung pasangan calon 02, Muchendi Mahzareki-Supriyanto. 

Dalam sebuah kegiatan di Desa Gading Raja, Pedamaran Timur, Rabu (6/11/2024), Supriyanto dikabarkan menginstruksikan peserta untuk mendata anggota PSHT yang tak sejalan, "Kalau ketemu orang PSHT yang tidak sepaham dengan 02, catat namanya. Kita selesaikan nanti," ungkapnya dalam video yang kemudian viral di media sosial.

Pernyataan ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan masyarakat yang menilai sikap Supriyanto mengarah pada intimidasi politik. Welly Tegalega, Ketua LSM Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat OKI, menyebut tindakan Supriyanto sebagai bentuk arogansi yang tak pantas bagi seorang calon pemimpin. "Sebagai mantan Ketua PSHT, Supriyanto seolah berhak mengatur dan mengintimidasi pilihan politik anggota PSHT lainnya," ujar Welly.

Menurut Welly, tindakan tersebut justru menunjukkan kecondongan Supriyanto untuk mengontrol hak dasar orang lain dalam menentukan pilihan politik mereka. "Arogansi seperti ini berbahaya, apalagi jika kelak ia benar-benar menjabat sebagai Wakil Bupati. Belum menduduki jabatan saja sudah main ancam," tambahnya.

Di media sosial, netizen mengecam pernyataan Supriyanto yang dinilai sebagai bentuk tekanan politik. Banyak komentar yang menyesalkan sikapnya, menganggap tindakan tersebut justru akan menimbulkan antipati. "Di era sekarang, masyarakat semakin cerdas. Ancaman seperti ini hanya akan mengurangi dukungan, bukan menambah," ujar salah seorang pengguna media sosial.

Masyarakat menilai, pemimpin yang berkarakter keras dan intimidatif tidak lagi relevan di masa kini. "Pemimpin harus melindungi, bukan menakut-nakuti rakyatnya," ujar seorang netizen. Beberapa warganet juga menyatakan bahwa organisasi non-politik, seperti PSHT, seharusnya dijaga independensinya dan tidak dijadikan alat politik. 

"Organisasi seperti PSHT dibangun dengan semangat persaudaraan dan kerukunan. Ironis jika kemudian ada ancaman bagi mereka yang berbeda pilihan," kata seorang netizen.

Salah seorang warganet mengungkapkan banyak pihak berharap agar sikap santun dan menghargai perbedaan ditunjukkan oleh para calon pemimpin. "Santunlah dalam berucap, dan hargailah perbedaan. Merangkul, bukan memukul," tandasnya.
Share:

Kampanye di Sekolah, Aktivis GARDA API Sumsel Pertanyakan Kondusifitas Pilkada Banyuasin

Palembang,ReformasiRI.com – Organisasi kemasyarakatan GARDA API Sumsel angkat suara terkait adanya dugaan kampanye di salah satu institusi pendidikan dalam rangka Pilkada Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan informasi yang diterima, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati H. Slamet SH – Alfi Novtriansyah Rustam diduga akan menggelar kampanye di SMA Bhakti Bangsa, Desa Saleh Mukti, Kecamatan Air Saleh, pada Rabu, 13 November 2024, dengan estimasi peserta mencapai 500 orang.

Yan Coga, Ketua GARDA API Sumsel, menyatakan keprihatinannya terkait penggunaan sekolah sebagai lokasi kampanye. "Sekolah adalah tempat pendidikan, bukan tempat kampanye politik. Apakah tidak ada tempat lain yang lebih sesuai, seperti lapangan atau ruang terbuka yang biasa digunakan untuk kampanye?" tanyanya dalam pernyataan kepada wartawan.

Yan Coga menegaskan bahwa kegiatan kampanye di sekolah jelas melanggar hukum. Ia mengutip UU No. 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, Pasal 69 huruf i, yang secara tegas melarang kampanye di tempat pendidikan. Larangan ini juga diatur dalam Peraturan KPU No. 13 Tahun 2024, Pasal 57 ayat 1 huruf i, yang menyatakan bahwa kampanye tidak boleh dilakukan di sekolah atau tempat pendidikan lainnya.

"Meski aturan sudah jelas, rencana kampanye ini masih akan dilangsungkan di sekolah. Ini patut dicurigai, dan ada kemungkinan Kepala Sekolah SMA Bhakti Bangsa terlibat dalam menggerakkan massa untuk mendukung salah satu pasangan calon. Ini tidak hanya pelanggaran aturan, tapi juga mencederai integritas proses pendidikan dan politik lokal," ujar Yan Coga.

Ia juga mendesak KPUD, Bawaslu, dan Gakkumdu untuk segera menyelidiki dan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat. Menurut Yan Coga, indikasi adanya keberpihakan dari pihak sekolah terhadap Paslon nomor 02 perlu ditindaklanjuti dengan monitoring dan evaluasi serta sanksi.

"Jika benar kampanye ini tetap dilakukan, kami meminta agar sanksi tegas diberikan, termasuk kemungkinan pencoretan calon yang melanggar dari daftar peserta Pilkada," tambahnya.

Meski ada kabar bahwa kampanye tersebut mungkin akan dibatalkan, Yan Coga menegaskan bahwa langkah-langkah lanjutan harus tetap diambil untuk memastikan aturan Pilkada dijalankan dengan benar. GARDA API Sumsel akan terus memantau perkembangan ini demi menjaga kondusifitas Pilkada yang damai dan adil di Kabupaten Banyuasin.

 Reporter: ReformasiRI
Editor: Hardaya
Share:

Layak Jadi Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda Idola Ibu-Ibu Dan Disukai Banyak Orang


Palembang,, ReformasiRI.com _ Ibu-ibu di Kota Palembang kini telah memiliki idolanya sendiri. Idola layaknya artis atau publik figur ini oleh kebanyakan warga bisa dijadikan sebagai tempat untuk bercerita, berkeluh kesah dan bertukar saran pendapat seputar kehidupan sehari-hari sampai ke persoalan pokok rumah tangga hingga persoalan lainnya yang ada dalam masyarakat.
Idola ibu-ibu tersebut bukan hanya bisa menjadi panutan dan sandaran serta memberikan kasih sayang yang mencerminkan sebagai seorang ibu terbaik yang handal dalam mengurus keluarga dan rumah tangganya, tetapi lebih dari itu.

Tidak terbatas ibu-ibu saja yang mengidolakannya, tetapi disuka juga oleh banyak kalangan warga masyarakat Palembang. Mulai dari anak-anak, pelajar dan mahasiswa, bapak-bapak, serta orang tua, tanpa memandang status sosial dan latar belakang, mereka sangat suka. Hingga tukang Ojol pun menyukai dirinya. 

Lantas siapakah sosok yang menjadi idola ibu-ibu dan disukai berbagai kalangan warga masyarakat tersebut....!
Tidak lain dan tidak bukan, sosok itu adalah Ibu Fitrianti Agustinda. 

Hal ini terungkap berdasarkan hasil penelusuran awak media di beberapa titik lokasi di Kota Palembang, saat melakukan tanya jawab kepada beberapa orang warga tentang siapa saja sosok yang mereka sukai dan pantas atau layak menjadi Walikota Palembang kedepan nanti. Dan ternyata jawabannya banyak mengarah kepada Fitrianti Agustinda. 

Salah satu orang warga yang sempat dimintai keterangannya, bernama Yusriah, warga Jalan Rama IV Lorong Melati, RT. 01, Rw 01 Kelurahan dan Kecamatan Alang-alang Lebar kepada wartawan mengatakan bahwa dirinya pribadi sangat mengidolakan Fitrianti Agustinda karena telah banyak berbuat dan memberikan manfaat serta motivasi kepada masyarakat, Rabu (13/11/24).

Ibu Fitri sangat Gercep (Gerak Cepat) ketika mendapatkan informasi tentang persoalan masyarakat. Mulai dari berita duka, musibah kebakaran dan kecelakaan beliau cepat serta tanggap mendatangi lokasi. Belum lagi ketika mendengar kabar ada ibu hamil yang mau melahirkan atau seseorang yang sakit membutuhkan perawatan, Ibu Fitri turun langsung membawanya ke rumah sakit. Dan masih banyak lagi kalau mau diceritakan, kata Yusriah, ibu dengan 4 orang anak ini. 

"Gerakan cepat tanggap Ibu Fitri memberikan bantuannya ke masyarakat tersebut bukan tanpa alasan, sebagai sosok seorang ibu tentunya Ibu Fitri memiliki sifat dan kepedulian serta memahami betul persoalan sehingga rasa keibuannya muncul untuk memberikan pertolongan kepada sesama dan itu saya akui karena saya juga seorang ibu," ungkap Yusriah. 

tanpa memandang orang itu kaya atau miskin, anak-anak dan orang tua, laki-laki atau wanita semua kalangan telah merasakan uluran tangan Ibu Fitri. Harus kita akui itu dan kita juga harus berani untuk mengatakan terima kasih ke Ibu Fitrianti Agustinda, imbuhnya. 

"Terlebih lagi kita ketahui bahwa Ibu Fitrianti Agustinda disaat menjabat Wakil Walikota Palembang hampir di setiap hari kerjanya turun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Entah itu memberikan bantuan atau sekedar berdialog dengan warga mendengarkan keluh kesah dan menampung aspirasi, tentunya itu semua demi kemaslahatan rakyatnya," ungkap Yusriah. 

Selain itu, ditempat terpisah, saat mewawancarai Marwan, warga Tangga Buntung ketika ditanya siapa sosok calon Walikota Palembang yang menjadi idola dan akan dia pilih nanti, dirinya menuturkan jika Fitrianti Agustinda adalah sosok yang tidak tergantikan dan tidak ada duanya sebab hanya untuk membantu masyarakat Fitrianti Agustinda rela berkorban. Marwan telah banyak mendengar dan mengetahui dari media bahwa bukan saja warga kurang mampu yang ditolong, semua kalangan warga masyarakat juga menjadi perhatian khusus Ibu Fitrianti Agustinda, karena beliau tahu betul bahwa sudah menjadi kewajiban setiap manusia atau umat beragama dan bernegara untuk saling tolong menolong, bahu membahu bekerja sama demi kebaikan, ungkap Marwan.

Marwan menjelaskan, banyak sekali ibu-ibu dan kalangan masyarakat lainnya yang mengharapkan Fitrianti Agustinda menjadi Walikota Palembang karena sebagai seorang wanita, Ibu Fitrianti Agustinda sudah barang tentu sangat mengetahui dan mampu membuat aturan serta mengelola baik itu menyangkut keuangan ataupun tentang apa saja yang harus diperbuat agar keluarga dalam rumah tangganya tenteram, damai dan sejahtera.

"Jika jalannya roda pemerintahan di Kota Palembang ini kita gambarkan atau ilustrasikan sebagai sebuah susunan organisasi dalam rumah tangga, dimana seorang ayah sebagai kepala rumah tangga yang berfungsi sebagai penanggung jawab, mencari keuangan dan penjaga keutuhan rumah itu sendiri. Dan anak-anak adalah rakyat atau masyarakatnya yang tentunya perlu diatur dan diberi perhatian dari kedua orang tuanya agar bertumbuh menjadi anak yang baik. Maka tugas ibu lah sebagai pengatur atau mengelola semua kebutuhan dalam rumah tangga itu atau bisa dikatakan ditangan ibu lah baik buruknya pemerintahan atau rumah tangga itu berjalan," jelas Marwan. 

Bisa diibaratkan jika peranan ibu dan segala jenis perjuangannya untuk suami dan anak-anaknya dalam membina rumah tangga sangatlah penting dan vital. Karena sosok seorang ibu itu sangat mulia bahkan dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berkata, dari Abu Hurairah, dia berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya: ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?’ Rasulullaj pun menjawab: ‘Ibumu’. ‘Lalu siapa lagi?’, ‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’, ‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’, ‘Ayahmu’, imbuhnya. 

"Nama ibu disebut oleh Rasulullah sebanyak 3 kali dan ayah hanya 1 kali, mengapa, karena kedudukan ibu sangat mulia dan peran ibu dalam rumah tangga sangat penting. Ibulah yang melahirkan anak-anak, mendidik dan membesarkan, ibu jugalah yang mengatur keuangan untuk kebutuhan hidup rumah tangganya. Mengurus rumah, mencuci, memasak dan juga mengurus suaminya. Ibu itu ibarat pemerintah yang mengatur segala urusan Negara," tutur Marwan. 

Lebih lanjut Marwan mengatakan, setelah lama berjibaku melakukan tugas sosial kemasyarakatan, sejak menjadi Anggota DPRD Palembang, menjadi Wakil Walikota Palembang, kini Fitrianti Agustinda, yang merupakan istri Dedi Sipriyanto, S.Kom., MM, Ketua Komisi I DPRD Kota Palembang itu telah menjadi idola ibu-ibu dan di suka banyak orang. 

"Tentunya, walaupun saya seorang laki-laki, secara pribadi saya mendukung Fitrianti Agustinda dan suara saya akan saya berikan kepada beliau saat Pemilihan nanti. Karena banyak yang berkata serta berharap jika Fitrianti Agustinda layak menjadi Walikota Palembang kedepannya. Yakinlah, jika ini terwujud dan Ibu Fitrianti Agustinda beserta Ibu Nandriani terpilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota, maka kita sebagai masyarakat Palembang akan menorehkan sejarah dimana Pemerintah Kota Palembang dipimpin oleh 2 orang wanita," tutup Marwan.

(Cha)
Share:

Budayakan Permainan Tradisional, Pj Bupati Buka Festival Sang Purba di Banyuasin


Banyuasin, ReformasiRI.com – Kabupaten Banyuasin siap menggelar Festival Sanggar Permainan Urang Banyuasin (Sang Purba) pada Rabu, 13 November 2024. Kegiatan ini menjadi ajang istimewa untuk melestarikan permainan tradisional yang kini semakin tergeser oleh budaya digital.

Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin ini, melibatkan ribuan peserta didik dari berbagai jenjang pendidikan. Festival tersebut diadakan di lapangan upacara Kantor Bupati Banyuasin, dengan tujuan memperkenalkan kembali permainan tradisional yang telah lama hilang dari kehidupan sehari-hari anak-anak.

Tema yang diusung pada festival kali ini adalah "Reviving Heritage Play: Menghidupkan Kembali Permainan Warisan", sebuah komitmen untuk menjaga kekayaan budaya lokal di tengah derasnya arus permainan digital.

Pj Bupati Banyuasin, yang turut hadir dalam pembukaan festival, menegaskan pentingnya kegiatan ini untuk membangun kembali interaksi sosial antar anak melalui permainan tradisional. "Permainan tradisional bukan hanya sekedar bermain, tetapi juga mendidik. Melalui permainan, anak-anak dapat belajar tentang kerjasama, sportivitas, dan kreativitas," ujar Pj Bupati dalam sambutannya.

Permainan Tradisional dan Nilai Pendidikan

Permainan seperti enggrang, pantak lele, dan gobak sodor yang dulu sering dimainkan di halaman rumah, kini kembali dihidupkan dalam Festival Sang Purba. Melalui permainan ini, anak-anak bukan hanya sekedar bermain, tetapi juga dilatih kemampuan fisik dan mental yang penting bagi pertumbuhan mereka.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin, Aminuddin, SPd, SIP, MM, festival ini merupakan langkah strategis dalam melestarikan budaya sekaligus mengajarkan nilai-nilai positif kepada generasi muda. "Permainan tradisional membantu anak-anak berinteraksi dengan sesama, melibatkan aktivitas fisik yang menyehatkan dan mendidik karakter mereka," jelasnya.

Festival untuk Semua Jenjang Pendidikan

Festival ini terbuka bagi peserta didik dari jenjang PAUD/TK, SD/MI, hingga SMP/MTs, dengan berbagai jenis lomba yang sesuai dengan usia peserta, seperti:

- PAUD/TK: Lomba Injit-injit Semut, Kucing Patung
- SD/MI: Lomba Ular Naga, Bentengan
- SMP/MTs: Lomba Gobak Sodor, Enggrang Kayu, dan Bakiak

Pendaftaran peserta telah dimulai sejak 1 Oktober hingga 1 November 2024, dan acara ini dijadwalkan berlangsung sepanjang hari dengan antusiasme yang besar dari masyarakat.

Melalui kegiatan ini, Kabupaten Banyuasin berharap permainan tradisional dapat kembali hidup dan menjadi sarana pembelajaran serta hiburan yang sehat untuk generasi muda. "Kami ingin anak-anak Banyuasin merasakan kembali kebahagiaan bermain bersama, tidak hanya terpaku pada permainan digital," ujar salah satu panitia.

Festival Sang Purba menjadi tonggak penting bagi pelestarian budaya lokal, membuktikan bahwa permainan tradisional masih memiliki tempat di hati masyarakat dan memberikan nilai lebih bagi perkembangan karakter anak-anak di Kabupaten Banyuasin.

Reporter: Tim ReformasiRI
Editor: Hardaya

Share:

Cahaya di Ujung Jalan: Kisah Dhina Isfiana Menghadapi Trauma dan Cinta Seorang Ayah



Cahaya di Ujung Jalan: Kisah Dhina Isfiana Menghadapi Trauma dan Cinta Seorang Ayah
Abstrak
Banyak orang memiliki potensi besar yang terpendam dalam dirinya, namun tidak semua orang mendapatkan dukungan yang diperlukan, terutama dari keluarga. Ini adalah kisah tentang Dhina Isfiana, seorang wanita yang mengalami berbagai ujian dalam hidup, mulai dari trauma, konflik dengan keluarga, hingga perjuangan dalam menghadapi gangguan kesehatan mental. Tulisan ini menggambarkan perjalanan Dhina dalam mencari arti cinta sejati dan pengorbanan, terutama dari sosok ayahnya yang menjadi pelindungnya di masa-masa paling sulit. Dengan alur yang emosional, haru, dan inspiratif, kisah ini menunjukkan bahwa cinta keluarga dapat menjadi sumber kekuatan yang luar biasa di tengah tantangan hidup.

Pendahuluan
Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Bagi Dhina Isfiana, masa-masa sulit datang bertubi-tubi, mulai dari masalah keluarga, trauma emosional, hingga gangguan kesehatan mental yang mempengaruhi kehidupan sehari-harinya. Dalam situasi seperti ini, dukungan dari orang terdekat, terutama keluarga, sangatlah penting. Namun, apa yang terjadi ketika dukungan itu tidak hadir atau bahkan berseberangan dengan harapan kita?

Dhina berjuang dalam menghadapi realita hidup yang berat, mulai dari hubungan yang rumit dengan orang tua, hingga pengalaman yang hampir merenggut nyawanya di rumah sakit. Cerita ini adalah tentang kekuatan, keberanian, dan bagaimana kasih sayang seorang ayah bisa mengubah kehidupan seseorang.

Bab 1: Konflik dengan Orang Tua
Dhina, seperti banyak orang lainnya, tumbuh dalam keluarga yang memiliki pola pikir berbeda-beda. Dalam setiap konflik, Dhina selalu merasa bahwa sudut pandangnya tidak dipahami oleh keluarganya, terutama orang tuanya. "Orang tua selalu benar," adalah kalimat yang sering dia dengar, meskipun dia yakin bahwa pandangan tersebut tidak selalu benar.

Hubungannya dengan sang ayah kerap diwarnai pertengkaran, namun di balik semua itu, Dhina menyadari bahwa ayahnya selalu mencintainya, meskipun mungkin tidak selalu mampu menunjukkan hal tersebut dengan cara yang tepat.

Bab 2: Trauma dan Kekuatan Bertahan
Tahun 2023 menjadi tahun terberat dalam hidup Dhina. Ujian datang silih berganti. Trauma masa lalu muncul kembali, membayangi hari-harinya. Dhina sering merasa putus asa, bahkan beberapa kali mencoba mengakhiri hidupnya. Namun, di tengah semua itu, sosok sang ayah tetap hadir, meskipun dengan caranya sendiri. Ada momen di mana Dhina merasa sangat marah kepada ayahnya, namun ada juga saat-saat di mana ayahnya diam-diam mencari Dhina, khawatir akan keselamatannya.

Suatu ketika, Dhina mengalami kecelakaan akibat mengantuk setelah meminum obat tidur. Ayahnya terus menghubunginya, khawatir terjadi hal buruk di jalan. Dalam situasi-situasi ini, Dhina mulai menyadari bahwa meskipun mereka sering bertengkar, ayahnya selalu ada untuknya.
Bab 3: Di Ujung Kehidupan
Suatu hari, Dhina dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Kondisinya sangat lemah, dan ia harus diikat di ranjang rumah sakit karena kondisi tantrum yang dialaminya. Saat itulah ia melihat ayahnya menangis untuk pertama kalinya. Selama perjalanan ke rumah sakit, ayahnya tak henti-hentinya berdoa dan mengeluarkan air mata, memegang erat tangan Dhina agar darahnya tidak mengering.

Sesampainya di rumah sakit, sang ayah berusaha memenuhi keinginan sederhana Dhina: nasi bungkus rendang dan cokelat. Mereka makan bersama di lantai rumah sakit, sebuah momen kebersamaan yang penuh haru di tengah cobaan berat.

Bab 4: Perjuangan untuk Sembuh
Meskipun masih dalam perawatan rumah sakit, Dhina merasa ingin segera pulang. Namun dokter dan tenaga kesehatan khawatir jika dia keluar terlalu cepat, kondisinya akan memburuk lagi. Dhina terus diberi obat penenang dan obat tidur agar tidak mengalami tantrum, meskipun efeknya sangat menyakitkan. Selama masa itu, Dhina banyak merenung, berdoa, dan memohon kepada Tuhan agar diberi kekuatan untuk pulih.

Ada satu momen ketika Dhina sempat mengalami halusinasi bahwa dirinya telah meninggal dunia. Saat melihat tubuhnya sendiri tanpa nafas, ia merasa kebingungan, namun segera setelah itu, nyawanya kembali dan ia terbangun. Dalam kepanikan, ia berteriak, "Dokter, aku tidak gila!" Sejak saat itu, Dhina merasa bahwa dirinya masih diberi kesempatan untuk hidup, dan ia mulai berjuang lebih keras untuk sembuh.

Bab 5: Cinta dan Pengorbanan Seorang Ayah
Kasih sayang sang ayah yang sebelumnya sering tersamar, kini mulai terlihat jelas di mata Dhina. Dalam momen-momen kritis di rumah sakit, ayahnya selalu ada di sisinya, menemaninya, membelikan semua yang ia inginkan, dan tak pernah lelah menjaga Dhina agar tetap bertahan. Dalam kesedihannya, sang ayah bahkan menangis bersama para tenaga kesehatan yang merawat Dhina.

Dhina menyadari bahwa meskipun hubungan mereka sering diwarnai pertengkaran, cinta seorang ayah tidak pernah berkurang. Cinta itu nyata, hadir dalam tindakan-tindakan kecil yang selama ini mungkin terabaikan.

Kesimpulan
Kisah Dhina Isfiana adalah tentang perjalanan menuju kesembuhan, baik secara fisik maupun emosional. Di tengah trauma dan tantangan hidup, kasih sayang dan dukungan keluarga, terutama dari ayahnya, menjadi sumber kekuatan utama baginya. Melalui pengalaman-pengalaman yang menyakitkan, Dhina belajar bahwa cinta sejati tidak selalu terlihat di permukaan, namun selalu ada di saat-saat yang paling sulit.


Penulis: Dhina Isfiana
Editor: HarryDays
@CopyRight

Share:

Polda Sumsel Menggelar Kegiatan Baksos Bagikan Makanan Bergizi 4 Sehat 5 Sempurna Kepada Siswa SLB C Yayasan 88

Palembang, ReformasiRI.com _ Pemandangan penuh kehangatan tersaji di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB C) Yayasan 88 Palembang, Selasa (12/11/24). 
Puluhan anak-anak berkebutuhan khusus tampak tersenyum riang, menyambut kedatangan Kabid Propam Polda Sumsel yang diwakili Kaurproduk Subbidpaminal Kompol Edy Erdiansyah S Ag,MSi beserta rombongan yang memimpin langsung kegiatan makan siang gratis untuk mereka.
Di halaman sekolah yang berlokasi di jalan R.E Martadinata Kelurahan 2 Ilir /Kecamatan Ilir Timur II Palabuhanratu, Kota Palembang ini, suasana akrab dan penuh kekeluargaan menyelimuti.

Kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan dan inisiasi Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi SIK,MH terhadap program prioritas pemerintah Presiden RI Prabowo Subianto yaitu penyediaan makanan bergizi bagi pelajar sekaligus bentuk dukungan untuk program pemerintahan masa bakti 2024-2029.

"Hari ini kami melaksanakan bakti sosial dengan memberikan makan siang bergizi 4 Sehat 5 Sempurna kepada pelajar di sini. Ini adalah bentuk dukungan kami terhadap salah satu program prioritas pemerintah, yaitu penyediaan makanan bergizi bagi pelajar, yang bertujuan untuk memperbaiki asupan gizi mereka," ujar Kompol Edy Erdiansyah dalam keterangan yang diberikan wartawan , Selasa/(12/11/2024).

Menu makan siang yang disajikan sudah dirancang dengan penuh perhatian, mengandung karbohidrat, protein, serat, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa.

"Kegiatan ini memiliki dua tujuan penting, pertama, memberikan semangat kepada anak-anak dalam proses belajar mengajar, dan kedua, membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak berkebutuhan khusus. Pendidikan adalah hak setiap anak, dan kami ingin membantu mereka mencapai cita-cita mereka," ungkap Edy Erdiansyah 

Dalam kegiatan ini, Polda Sumsel menyiapkan puluhan paket makanan yang dibagikan kepada semua pelajar di sekolah tersebut selain itu juga memberikan bantuan berupa sarana prasarana kelengkapan kelas diantaranya Kipas angin, beras dan sebagainya 

Kehadiran Kabid Propam Polda Sumsel yang diwakili Kaurproduk subbidpaminal Kompol Edy Erdiansyah SAg ,MSi Perwakilan dari Dit Intelkam Polda Sumsel Kompol Kgs Dedi , beserta Kapolsek Ilir Timur II Polrestabes Palembang Kompol Desy Ariyanti SH,MH ,Personil Bidpropam, personil Dit Intelkam Polda Sumsel Babinkamtibmas Polsek Ilir Timur II Polrestabes Palembang disambut gembira oleh puluhan pelajar dan guru siswa siswi SLB C Yayasan 88

Suasana penuh kebahagiaan tampak jelas saat anak-anak menikmati hidangan yang disediakan, merasakan perhatian dan dukungan dari pihak kepolisian.

Kegiatan bakti sosial ini bukan hanya sekadar pemberian makanan, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian dan komitmen Polda Sumsel dalam mendukung pendidikan dan kesejahteraan anak-anak, terutama mereka yang membutuhkan perhatian lebih.

Sementara itu, Kepala SLB C Yayasan 88 Palembang Endang Supatmi S ,Pd didampingi para guru menyambut penuh sukacita kegiatan ini, melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah para siswa.

"Kegiatan seperti ini sangat berarti bagi anak-anak. Bukan hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memberi mereka kebahagiaan dan rasa diperhatikan terimakasih Bapak Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi,
SIk,MH,kami tunggu kelanjutan Kedepannya untuk datang kesekolah kami ," kata Endang Supatmi akhiri pembicaraan.

(Cha)
Share:

Berita Populer